Tag: Tawadhu

Tsabit bin Ibrahim

Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Ibrahim bin Adham, Ulama yang Tawadhu

Suatu malam, ketika sedang terlelap tidur di atas dipannya, tiba tiba ia dikejutkan oleh suara langkah kaki dari atas genteng, seperti seseorang yang hendak mencuri. Ibrahim menegur orang itu, “Apa yang tengah kamu lakukan di atas sana?” Orang itu menjawab, “Saya sedang mencari ontaku yang hilang.” “Apa kamu sudah gila, mencari onta di atas genteng,” sergahnya. Namun orang itu balik menyerang, “Tuan yang gila, karena tuan mencari Allah di istana.”

Ketawadhuan Sang Khalifah Umar bin Khattab

Khalifah Umar menarik nafas lega. Kekhawatiran yang selama ini selalu membuatnya gelisah, sirna. Satu lagi kemenangan diraih kaum muslimin. Itu berarti dakwah islamiyah kembali tersebar menyinari seantero bumi. Sembari berjalan menuju kota Madinah, Umar bin Khattab terus menanyakan keadaan kaum muslimin dan rencana-rencana mereka selanjutnya. Sang utusan tetap berada di atas punggung kuda, sedangkan Umar bin Khattab berjalan kaki di sampingnya.